Lamabunga Bungabaru dan Putrawadas Lambunga
Kilas balik tentang Putrawadas Lambunga (PWL):
Wadas: memiliki 2 makna, pertama; Wadas = "WAiDoren Anak Sabar" dan yang kedua; Wadas yang berarti "Kuat/kokoh"
Putrawadas Lahir akibat perpecahan dlm tubuh Bungabaru di era 1997,
Misi: Sepakbola tanpa kekerasan dengan berpedoman pada kemandirian dan menjunjung tinggi sportifitas.
Diprakarsai oleh anak2 muda dan para tetua, khususnya dari dusun waidoren.
1998 adalah tahun terbentuknya dengan nama PUTRAWADAS Lambunga. Putrawadas Lambunga
memulai debutnya pada saat bertanding di desa Oringbele. Dipertandingan perdana tersebut putrawadas berhasil menuai kemenangan telak 5-1 atas lawannya. Permainan Putrawadas terus menunjukan peningkatan dengan dirangkulnya pemain2 berbakat dari dusun lain di desa Lambunga oleh pengurus Putrawadas(PW).
Hingga pd thn 2002 Putrawadas(PW) mencapai prestasi tertinggi sebagai juara dua(2) pada turnamen yang digelar di desa Pepakkelu, dimana Putrawadas(PW) harus mengakui keunggulan
pemain-pemain Hongi dari desa Hinga dan menyerah dengn scor tipis 0-1.
Di tahun-tahun berikutnya permainan PW terus meningkat walaupun tak meraih gelar satu pun. Salah satu prestasi lain yang juga cukup membanggakn bagi PW dan semakin mengharumkan nama PW dan desa Lambunga adalah PW berhasil menembus prempat final diturnamen yg digelar di Rianbunga.
Kemudian pada tahun 2009 melalui sebuah pendekatan para pemerhati sepakbola Lambunga yang mulai menyadari pentingnya persatuan ditubuh Bungabaru, akhirnya para pengurus PW melebur kembali PW bersama Bungabaru. PW banyak memberikan pelajaran berharga dalam memupuk sikap sportifitas, saling menghargai sesama pemain dan yang lebih penting adalah berkomitmen selalu menyajikan permainan indah tanpa kekerasan. Satu hal yang patut dibanggakan ditubuh PW adalah kebijakan-kebijakan para pengurus PW dalam mengambil langkah-langkah demi memajukan PW, dan juga dukungan-dukungan dari semua pihak khususnya para simpatisan PW.
Saya bangga dngan PW, saya bangga pernah menjadi bagian dari PW diawal berdirinya PW, saya bangga dengan para pengurusnya, para pemainnya yg selalu menjunjung tinggi sportifitas, hingga para pendukung setia yang memberikan spirit tanpa kenal lelah. 10 tahun lebih PW berdiri dalam kemandirian, kesederhanaan dan kedamaian didalam dan diluar lapangan. Saya juga bangga karna PW mampu mengharumkan nama desa Lambunga.
PW milik desa Lamabunga, bukan milik dusun waidoren semata-mata, PW ada
untuk mengharumkan nama desa Lamabunga, dari dulu PW tidak pernah menutup diri dan bersedia kapanpun untuk bergabung dengan Bungabaru.
Dan sekarang PW sudah melebur kembali brsama Bungabaru.
Harapanku, Semoga semangat PW terus berkobar dalam tubuh Bungabaru yang baru.
Bendera BUNGABARU Lamabunga kembali berkibar. Singkirkan penilaian jelek orang-orang terhadap Bungabaru selama ini, mari kita ciptakan Bungabaru yang selalu menjunjung tinggi sportifitas dan menghindari
kekerasan didalam dan diluar lapangan.
BUNGABARU...sejuta prestasi menantimu didepan...
BRAVO BUNGABARU LAMABUNGA
Jumat, 12 Agustus 2011
Minggu, 07 Agustus 2011
LAMBUNGA> "walau retak 1000 tak akan pernah pecah"
Itu TEKAD...itu SEMANGAT...itu adalah PERJUANGAN....
TEKAD:
mengajak semua putra-putri Lambunga untuk tidak membiarkan keretakan ini berlarut hingga menjadi pecah....
- Mulailah dari diri kita sendiri, meninggalkan rasa gengsi dan keegoisan serta lebih memikirkan kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi/golongan.
- Mempengaruhi orang terdekat kita(keluarga) dengan pemahaman dan pemikiran yang modern, tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya adat kebiasaan nenek moyang kita, yang sekiranya membawa kebaikan bagi kehidupan bersama dan meninggalkan rasa keegoisan yang lahir dari sebuah gengsi yang menganggap diri atw golongan tertentu lebih hebat.
- Beranjak dari dalam keluarga, kita bawa ketengah kehidupan bermasyarakat pemahaman dan pemikiran kita tersebut didalam pergaualan kita sehari-hari, meski kita berhadapan dengan berbagai persepsi dan pandangan saudara2 kita yang mungkin bertentangan dng kita. berusaha dengan penuh kesabaran, tanpa ada rasa benci dan dendam terhadap suatu pribadi/golongan. (kadang pada situasi tertentu tite harus gehit toon wekit, tapi ada yang lebih penting yaitu tite HARUS mencari jalan keluar yang betul2 mampu mengatasi suatu permasalahan atau polemik yang tite hadapi)
SEMANGAT:
mengajak amak orangtua, kakakarin wahan kae, ina bine melan senaren untuk taan onet kelemu-kelemu taan onet ehan taan soga naran lewo Lambunga taaro mela sare balika ulin helon kakaket amaket genanet pe'e doan blele naene...
Onet kelemune melan senaren plali onet gere...peti uhmat langut one lodo...lodo taan onet kuat2 taan soga lewotanah narane. Ti pai muan hae di herun noon bewalet, aip noon di tnaga, naku turun taan onet kelemune ke, bewalet di te walet hala, tnaga di nete plelet nai. (intinya: ada keyakinan yang kuat dari dlm hati dan demi sebuah tujuan baik kita pasti akan berhasil melewati semua rintangan, dengan penuh kesabaran dan menjauhkan rasa dendam pada pribadi tertentu atau golongan tertentu. walau pelan namun pasti)
PERJUANGAN:
"KALAU BUKAN KITA, SIAPA LAGI?? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?"
kita berjuang bukan melawan musuh, tapi kita berjuang melawan dirikita sendiri. kita berjuang bukan melawan orang lain, tapi kita berjuang melawan orang dekat (keluarga) kita sendiri, kita berjuang bukan melawan golongan atau suku lain tetapi kita berjuang melawan golongan (suku) kita sendiri, kita berjuang melawan ego kita sendiri, kita berjuang melawan rasa gengsi yang berlebihan dalam golongan atau suku kita sendiri. intinya tite wahankae ni kakan noon arin, opu di alap noon di baibreun amu, ti tupa taan kirin daten di take, rasuk taan gneke gahin di kuran, ti hipuka pai reket leu di hibaro taan doan2, turun lewo ehan lewo lamabunga, lewo bewihine. Tite ama di tai tutu gasik noon nuan marin anaket kreen, naku muan hae di hode denge liwo gasik noon anaket kreen oneka, pe pai tite ana kreen di tai soron marin oneket di ake taan puna pnusine. taan onet rere2, onet ehan taan seba moripet tete sare nai, taan soga naran lewotanah naen, ti pure pai di taan ikit makene lat Allah rerawulan, gere naan hiko teti kelen tukan, amin....
Salam Sejahtera...
wadas
TEKAD:
mengajak semua putra-putri Lambunga untuk tidak membiarkan keretakan ini berlarut hingga menjadi pecah....
- Mulailah dari diri kita sendiri, meninggalkan rasa gengsi dan keegoisan serta lebih memikirkan kepentingan bersama ketimbang kepentingan pribadi/golongan.
- Mempengaruhi orang terdekat kita(keluarga) dengan pemahaman dan pemikiran yang modern, tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya adat kebiasaan nenek moyang kita, yang sekiranya membawa kebaikan bagi kehidupan bersama dan meninggalkan rasa keegoisan yang lahir dari sebuah gengsi yang menganggap diri atw golongan tertentu lebih hebat.
- Beranjak dari dalam keluarga, kita bawa ketengah kehidupan bermasyarakat pemahaman dan pemikiran kita tersebut didalam pergaualan kita sehari-hari, meski kita berhadapan dengan berbagai persepsi dan pandangan saudara2 kita yang mungkin bertentangan dng kita. berusaha dengan penuh kesabaran, tanpa ada rasa benci dan dendam terhadap suatu pribadi/golongan. (kadang pada situasi tertentu tite harus gehit toon wekit, tapi ada yang lebih penting yaitu tite HARUS mencari jalan keluar yang betul2 mampu mengatasi suatu permasalahan atau polemik yang tite hadapi)
SEMANGAT:
mengajak amak orangtua, kakakarin wahan kae, ina bine melan senaren untuk taan onet kelemu-kelemu taan onet ehan taan soga naran lewo Lambunga taaro mela sare balika ulin helon kakaket amaket genanet pe'e doan blele naene...
Onet kelemune melan senaren plali onet gere...peti uhmat langut one lodo...lodo taan onet kuat2 taan soga lewotanah narane. Ti pai muan hae di herun noon bewalet, aip noon di tnaga, naku turun taan onet kelemune ke, bewalet di te walet hala, tnaga di nete plelet nai. (intinya: ada keyakinan yang kuat dari dlm hati dan demi sebuah tujuan baik kita pasti akan berhasil melewati semua rintangan, dengan penuh kesabaran dan menjauhkan rasa dendam pada pribadi tertentu atau golongan tertentu. walau pelan namun pasti)
PERJUANGAN:
"KALAU BUKAN KITA, SIAPA LAGI?? KALAU BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI?"
kita berjuang bukan melawan musuh, tapi kita berjuang melawan dirikita sendiri. kita berjuang bukan melawan orang lain, tapi kita berjuang melawan orang dekat (keluarga) kita sendiri, kita berjuang bukan melawan golongan atau suku lain tetapi kita berjuang melawan golongan (suku) kita sendiri, kita berjuang melawan ego kita sendiri, kita berjuang melawan rasa gengsi yang berlebihan dalam golongan atau suku kita sendiri. intinya tite wahankae ni kakan noon arin, opu di alap noon di baibreun amu, ti tupa taan kirin daten di take, rasuk taan gneke gahin di kuran, ti hipuka pai reket leu di hibaro taan doan2, turun lewo ehan lewo lamabunga, lewo bewihine. Tite ama di tai tutu gasik noon nuan marin anaket kreen, naku muan hae di hode denge liwo gasik noon anaket kreen oneka, pe pai tite ana kreen di tai soron marin oneket di ake taan puna pnusine. taan onet rere2, onet ehan taan seba moripet tete sare nai, taan soga naran lewotanah naen, ti pure pai di taan ikit makene lat Allah rerawulan, gere naan hiko teti kelen tukan, amin....
Salam Sejahtera...
wadas
Langganan:
Postingan (Atom)