Memandang-mu slalu, tuk mengingatkan-ku

Memandang-mu  slalu,   tuk mengingatkan-ku

Laman

Selasa, 04 Juni 2013

'TITE HENA' tidak berarti 'MELA MEDO PILE LEWUKET'

Terlepas dari hiruk pikuk pilgub NTT, saya coba memahami bahwa "TITE HENA"itu lebih bermakna ke PERSAUDARAAN. Persaudaraan yang dimaksud adalah persaudaraan yang menyatukan, dan bukan persaudaraan yang memisahkan atau pengkotak-kotakkan. Persaudaraan yang berawal dari kelompok terkecil dalam masyarakat, menuju pada suatu persatuan persaudaraan yang lebih luas, yang pada akhirnya maka kita semua adalah SAUDARA. Dan yang lebih utama adalah 'TITE HENA' menjadikan kita sama dalam satu kesatuan perdamaian, sehingga ketika ada konflik maka 'TITE HENA' adalah senjata terampuh untuk menyuarakan perdamaian. 'TITE HENA' hendaklah di tempatkan sebagai sebuah payung yang menaungi orang-orang yang berada di bawah payung itu dengan segala permasalahan di dalamnya, sehingga ketika kita sudah keluar dari payung itu dan berhubungan dengan orang-orang di luar maka kita membutuhkan suatu payung yang lebih besar atau lebih luas untuk menyatukan kita dengan orang lain tersebut. "jangan berhantam, dia orang larantuka, kita sama-sama orang lamaholot (ake pewunoke, nae ne tite lamaholot hen'a, rae larantuka" misalnya, inilah contoh TITE HENA (persaudaraan) yang menyatukan, dan bukannya kita berkata, "ah, hajar saja, dia orang larantuka kok, kecuali dia daonara juga(ah mela, mosiro...nae ra larantuka nedi, ake hilen tite adonara hena" inilah TITE HENA (persaudaraan) yang memisahkan atau mengkotak-kotakkan.

Kemudian dalam perPOLITIKan, seperti pemilukada atau pileg misalnya, kita sering mendengar kata primordialisme, dimana kata TITE HENA ini menurut sebagian orang lebih di artikan ke primordialisme. Kata TITE HENA dalam hal ini, boleh diartikan sebagai, kedekatan secara emosional karena faktor kesamaan latarbelakang adat budaya, suku, agama atau golongan dan kemudian semuanya itu menjadi sesuatu hal yang "WAJAR" di dalam demokrasi.('wajar' = sangat erat kaitannya dengan taraf kecerdasan masyarakat umum dalam memahami politik dan berpolitik). Akan tetapi menjadi sebuah kekeliruan besar ketika para elit politik (katakanlah kaum intelek seperti caleg, atau tim sukses misalnya) kemudian mengkonsumsi kata 'TITE HENA' ini untuk membodohi masyarakat, seperti kita sering mendengar slogan 'mela medo pile lewuket'. Disinilah makna TITE HENA ini kemudian dimanipulasi demi kepentingan politik segelintir orang yang tanpa sengaja telah mencederai arti sesungguhnya dari TITE HENA ini sebagai PERSAUDARAAN yang menyatukan. Bayangkan saja seandainya semua suku atau kelompok masyarakat atau setiap daerah menggunakan slogan seperti 'mela medo pile lewuket' maka apa yang terjadi dengan kaum minoritas? Bayangkan luga seandainya kaum minoritas itu adalah kita sendiri?. TITE HENA akhirnya dipahami menjadi primordialisme fanatik, yang mana tanpa disengaja kaum intelek tersebut telah menanam primordialisme sempit kepada masayarakat dalam memahami TITE HENA ini. Ketika pilbub misalnya, maka TITE HENA ini bermakna ke; satu kesatuan masyarakat sebagai saudara dalam satu payung yaitu payung Flotim . Sehingga TITE HENA ini, bukan lagi bermakna ke satu kesatuan sebagai sesama Adonara, atau sesama Solor, atau sesama Larantuka, melainkan satu kesatuan sebagai saudara dalam bingkai Kabupaten Flores Timur. Demikian juga dengan PilGub, atau Pileg. 

Untuk menuju pada sebuah kesimpulan, maka saya mengajak kita orang Lamaholot yang pasti sudah sangat mengenal kata TITE HENA ini, untuk mari kita memahaminya sebagai PERSAUDARAAN yang menyatukan. Persaudaraan yang menyatukan disini mencakup 2 hal yaitu; 1. Persaudaraan yang menyatukan kita sebagai sesama orang lamaholot dalam upaya menjaga kelestarian budaya kelamaholotan kita(budaya yang baik dan mempersatukan) dari berbagai ancaman luar .  2. Persauadaraan yang menyatukan kita dengan saudara-saudara kita yang bukan Lamaholot, dalam upaya memajukan suatu kepentingan yang lebih luas menyangkut kebaikan bersama. 

"TITE HENA" Dari Lamaholot, Untuk Semua, Demi kebaikan Lamaholot dan Semua

majulah Lewotanah-ku, majulah Indonesia-ku

Selamat untuk terpilihnya Bpk. Frans Lebu Raya sebagai Gub. NTT periode 2013-2018.

'DEKET' Dari Adonara, Untuk NTT, Demi Adonara dan NTT

1 komentar: